Menurut Mead, tubuh bukanlah diri dan baru
menjadi diri ketika pikiran telah berkembang. Sementara disisi lain bersama
refleksivitasnya, diri adalah sesuatu yang mendasar bagi perkembangan pikiran.
Tentu saja mustahil memisahkan pikiran dari diri, karena diri adalah proses
mental. Namun, meskipun kita bisa saja menganggapnya sebagai proses mental,
diri adalah proses sosial. Mekanisme umum perkembangan diri adalah
refleksivitas atau kemampuan untuk meletakkan diri kita secara bawah sadar
ditempat orang lain serta bertindak sebagaimana mereka bertindak. Akibatnya,
orang mampu menelaah dirinya sendiri sebagaimana orang lain menelaah dia.
gambar 1. George Herbert Mead |
Tahap-Tahap
Sosialisasi Menurut George Herbert Mead
Persiapan (prepatory stage)
Tahap persiapan
merupakan tahap awal dalam sosialisasi yang dilakukan oleh manusia. Pada tahap
ini dimulai sejak manusia lahir di dunia. Sejak saat itulah seseorang sudah
memiliki persiapan untuk melakukan tindakan sesuai dengan lingkungan. Anak-anak mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi melalui simbol-simbol
dan pengambilan peran. Contohnya :
kata “mam” untuk mengatakan makan.
Tahap meniru (play stage)
Pada tahap ini
anak mulai mampu meniru secara sempurna. Tahap meniru ini juga disebut tahap
bermain. Pada tahap ini anak mengenal “significant
other” yaitu orang di sekitar yang dianggap penting bagi pertumbuhan dan
pembentukan diri, misal : ayah, ibu, kakak, pengasuh, kakek, nenek. Contoh:
seorang anak kecil selalu meniru apa yang dikerjakan ibunya dan menerima apa
yang sudah dilihatnya.
Tahap siap bertindak (game stage)
Pada tahap ini
peniruan yang dilakukan seseorang mulai berkurang digantikan oleh peranan yang
secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Pada tahap ini
kemampuan menempatkan dirinya pada posisi orang lain mulai meningkat sehingga
memungkinkan adanya kemampuan bermain secara beregu. Peraturan-peraturan yang
berlaku di luar keluarga secara bertahap mulai dipahami. Teman sebaya sangat
berpengaruh pada game stage, karena dengan teman sebaya seseorang mulai mengenal
dan berinteraksi dengan dunia di luar keluarga. Tahapan ini anak mengetahui
peran yang harus dijalankannya dan peran yang dijalankan orang lain. Contoh
Dalam bermain sepak bola, ia menyadari peranannya sebagai wasit, kipper.
Tahap penerimaan norma kolektif (generalized other)
Pada tahap ini seseorang
disebut sebagai manusia dewasa. Dia bukan hanya dapat menempatkan dirinya pada
posisi orang lain, tetapi juga dapat bertenggang rasa dengan masyarakat secara
luas. Seseorang telah menyadari pentingnya peraturan-peraturan sehingga kemampuan
bekerja sama menjadi mantap. Dalam tahap ini, manusia telah menjadi warga
masyarakat dalam arti sepenuhnya. Dan mampu mempertimbangkan sikap,
pandangan, dan harapan masyarakat
atas apa yang dilakukannya.
Menurut
George Herbert Mead, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri (self). Diri
manusia berkembang tahap demi tahap melalui interkasi dengan anggota masyaakat
lain. Setiap anggota baru dalam masyarakat harus mempelajari peran-peran yang
ada dalam masyarakat, yang disebut dengan Role Taking (Pengambilan Peran).
gambar 2. Erving Goffman |
Erving Goffman The Presentation
of self in everyday life (1955), merupakan pandangan Goffman yang menjelaskan
mengenai proses dan makna dari apa yang disebut sebagai interaksi (antar
manusia). Dengan mengambil konsep mengenai kesadaran diri dan The Self Mead,
Goffman kembali memunculkan teori peran sebagai dasar teori Dramaturgi. Goffman
mengambil pengandaian kehidupan individu sebagai panggung sandiwara, lengkap
dengan setting panggung dan akting yang dilakukan oleh individu sebagai aktor
“kehidupan.” Pandangan Goffman biasa disebut orang-orang yang bersandiwara
dalam beraksi.
Ø Impression Management : Individu belajar untuk
menonjolkan prestasi untuk membuat penampilan yang unik demi memuaskan
penonton tertentu.
Ø Face Work : Dibutuhkan untuk mempertahankan
citra diri untuk menjalani interaksi sosial.
Contoh : Ketika seseorang tertarik dan ingin mendekati lawan jenis dalam menjalin sebuah hubungan, orang tersebut tentunya akan menunjukkan citra terbaiknya dan menjaga sikapnya semenarik mungkin agar dapat diterima.
Contoh : Ketika seseorang tertarik dan ingin mendekati lawan jenis dalam menjalin sebuah hubungan, orang tersebut tentunya akan menunjukkan citra terbaiknya dan menjaga sikapnya semenarik mungkin agar dapat diterima.
sumber :
1. Ritzer,
George, 2004. Teori Sosiologi. Cetakan Kelima. Kreasi Wacana
Offset, Bantul.
2. disarikan dari Blog Zona 89 Al-Fatir diakses pada 20 April 2014 pada pukul 14.00 WIB http://socialmasterpice.blogspot.com/2011/03/teori-dramaturgi-goffman.html?m=1
3. diunduh dari website binusmaya diakses pada 19 April pada pukul 22.00 WIB http://binusmaya.binus.ac.id/