Sebenarnya ini bukan kedatangan saya yang keempat, tapi sudah yang kesekian kalinya. Berhubung yang dikerjakan adalah tugas kelompok, maka saya memasukkan laporan yang di dalamnya dikerjakan bersama dengan anggota kelompok. Pertemuan ini lah yang akhirnya kami berangkat dengan anggota lengkap lagi, tanggal 21 May 2015. Kamis-kamis sebelumnya saya selalu datang bersama teman lain, berganti-ganti. Satu-persatu teman saya mendengar kegiatan yang saya lakukan di hari Kamis malam. Mereka merespon positif dan selalu saja ada yang ingin ikut membantu atau miniman menyumbangkan uangnya untuk dibelikan nasi bungkus di warteg terdekat. Alhamdulillah ...
Pengalaman tanggal 21 May 2015 ini cukup berkesan, karena teman sekelompok saya yang notabenenya mayoritas perempuan ingin mencoba naik Jagur. Ya! Tengah Malam, dingin, naik Jagur brrrrrrr ... tapi sangat membahagiakan :D terlebih melihat wajah-wajah semangat mereka.
Gambar 1. Saya dan anggota kelompok di atas mobil Jagur |
Abaikan wajah cengo saya yang tidak mengetahui ada kamera yang sedang mengambil gambar. Lihat, betapa bahagiannya teman-teman saya diperbolehkan naik Jagur, ini pengalaman pertama mereka naik mobil bak. Lupa bahwa ini sudah larut malam dan sangat dingin, lupa juga bahwa banyak research yang harus kami kerjakan (kami jurusan psikologi).
Hari itu, banyak sekali orang sakit di pinggir jalan. Ada balita yang kakinya tertusuk beling, ada seorang bapak yang luka besar tergores seng, ada ibu yang demam tinggi, dan banyak lainnya. Untungnya obat cukup banyak, dapat diberikan kepada mereka yang sakit dan membutuhkan. Walaupun kami tidak membawa betadine dan alkohol sehingga tidak tahu harus mengobati balita luka tadi dengan apa. Saya hanya menyarankan untuk sering sering dicuci dan dibersihkan, dan jangan diijinkan banyak bermain dulu karena balita tersebut lari-lari tanpa sendal. Terbayang wajah ibu saya yang selalu disamping menemani saat saya demam tinggi, tersedia selimut tebal dan kamar yang hangat untuk saya. Rasanya tak pernah ada kata cukup untuk membantu mereka di pinggir jalan, apa banyak orang yang lupa bahwa sesama manusia kita diwajibkan untuk saling berangkulan tolong-menolong?
Gambar 2. Bapak ini menyantap makan malam dengan sangat lahap |
Program yang kami lakukan adalah program yang sangat banyak pembelajaran, dampak bagi saya pribadi terutama. Saya menjadi sadar bahwa segala yang saya miliki hari ini adalah nikmat yang sangat berlimpah dariNya. Untuk ke depannya, saya akan membawa banyak orang untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan komunitas berbagi nasi. Agar banyak lagi tangan yang tersedia untuk merangkul mereka-mereka yang membutuhkan. Komunitas berbagi nasi selalu merespon dengan sangat baik tiap kedatangan kami, mereka bahagia masih banyak mahasiswa yang mau turun ke lapangan melupakan sebentar saja dunia perkuliahan dan terjun langsung menimba ilmu di dunia yang sebenarnya. Terlalu banyak yang kami pelajari kamis malam bersama berbagi nasi. Semoga pembaca menjadi tergerak pula untuk bersama kami menyelesaikan masalah-masalah umum di pinggir jalan. Sekian dari saya, semoga bermanfaat.
Gambar 3. Beberapa dari kelompok kami, Asemka |
Gambar 4. Kelompok kami, Kakak-kakak Komunitas Berbagi Nasi, dan pendatang-pendatang lain yang turut membantu |