16 April 2015, hari ketiga saya mengikuti kegiatan komunitas berbagi nasi. Saya rasa, saya jatuh cinta dengan komunitas ini, berkali-kali melupakan rasa kantuk dan lelah berkegiatan sampai lewat tengah malam. Juga serasa lupa bahwa hari esok selalu ada kelas pagi yang menunggu. Tapi memang semua berlalu begitu saja karena rasa bahagia untuk berbagi lebih kentara bila dibandingkan dengan kantuk dan lelah yang menyerang.
Tiap kedatangan saya beserta kelompok selalu mengundang teman lain untuk ikut bergabung dan berbagi. Mulai terasa, bukan lagi kewajiban menjalankan tugas yang sedang kami lakukan. Tetapi kewajiban sebagai manusia, untuk saling membantu dan menolong yang tiap kamis-kamis kami kerjakan.
Kali ini saya akan menceritakan detail kegiatan rutin ini, yang pada tulisan-tulisan saya sebelumnya hanya menjabarkan yang umum saja. Biasanya kami berkumpul di spot sekitar jam 8 atau jam 9 malam, saling menunggu sampai siap berangkat. Lalu menghitung berapa banyak amunisi yang tersedia (ada saja amunisi-amunisi yang datang, sumbangan orang-orang), kemudian menyesuaikan jumlah amunisi dengan wilayah yang akan kami distribusikan nasi bungkus tersebut. Setelah dirasa anggota lengkap dan amunisi lengkap, kakak perkawilan dari berbagi nasi akan membuka acara dengan mempersilahkan pendatang baru untuk berkenalan satu-persatu. Diakhiri dengan pemberitahuan wilayah malam itu, serta doa dan meneriakkan motto yang sudah dibahas di tulisan saya sebelumnya. Bagi yang tidak membawa kendaraan akan ikut di mobil-mobil dan motor-motor yang membawanya. Hebatnya, baru berjalan 3 tahun berbagi nasi di jakarta komunitas ini sudah memiliki mobil oprasional yang dinamai Jagur. Jagur sejenis mobil bak terbuka yang biasanya menampung amunisi dan beberapa kakak-kakak (re: abang-abang). Baru kami siap berangkat dan membagikan nasi bungkus yang tersedia dari berbagai sumbangan. Membangunkan orang-orang yang sudah terlelap di pinggir jalan untuk sebentar saja mempersilahkan mereka mengisi perut lebih dahulu, semoga tidurnya semakin nyenyak setelahnya. Setelah amunisi habis, kami kembali berkumpul lagi di spot dan menutup acara. Biasanya ditutup dengan mempersilahkan pendatang baru untuk memberikan kesan dan pesan seperti yang kami lakukan pada pertemuan pertama.
Gambar 1. Salah satu rumah warga pinggir jalan yang kami temui |
Gambar 2. Kak Gigit, salah satu koordinator komunitas Berbagi Nasi |
Kak Gigit ini, salah satu seksi sibuknya Berbagi Nasi. Semoga yang di atas sana, membalas tiap tetes keringat yang Kak Gigit keluarkan demi misi mulia ini. Di belakang Kak Gigit ada mobil bak terbuka, itu Jagur. Banyak sekali kardus karena kebetulan banyak baju yang bisa kami bagikan untuk mereka yang membutuhkan. "Sedikit dari kami, berarti untuk mereka"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar