Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Sabtu, 06 Juni 2015

COMMUNITY SERVICE 2

     Menunggu dua minggu untuk kembali datang ke Sarinah itu rasanya seperti satu bulan. Mungkin memang karena saya pribadi, merasa sangat senang mengikuti kegiatan komunitas yang memiliki dampak besar. Pada pertemuan kedua ini lah saya baru tahu bahwa motto dari berbagi nasi adalah "Sedikit dari Kami, berarti untuk Mereka" setiap kali kami memulai acara dan mengakhirinya kami buka dan tutup dengan doa serta meneriakkan motto ini. Cukup memberikan arti yang mendalam pada kalimat motto tersebut.
     26 Maret 2015, karena sudah terlambat di hari pertama dan keliru spot berkumpul maka kami datang lebih cepat di kedatangan kedua. Oh ya, Kegiatan rutin yang kami ikuti dari program berbagi nasi hanyalah kegiatan di hari kamis, yaitu pendistribusian wilayah Jakarta Pusat.
Ada yang menarik perhatian saya Kamis itu, pertama amunisi (sebutan untuk nasi bungkus yang tersedia untuk dibagikan) yang sangat banyak berlabel rumah makan padang sederhana (oh wow, yang nyumbang dahsyat sekali ya...), kedua pendistribusian kami lakukan di area Manggarai (manjat jembatan pinggiran sungai, turun ke kolong jembatan penyebrangan di atas sungai, lihat kehidupan di atas besi-besi kolong jembatan penyebrangan sungai). Cukup mengerikan untuk orang-orang yang phobia ketinggian, phobia air, dan phobia gelap.

Gambar 1. di atas besi kolong jembatan penyebrangan atas sungai

Gambar 2. Bolongan antar besi ditutup pake triplek tipis yang sangat rapuh
Salah satu Ibu yang cukup welcome kepada kami di sana bercerita, bahwa 6 bulan sebelum kedatangan kami anaknya meninggal jatuh ke sungai. Bocah berumur 5 tahun itu tidak tertolong karena kondisi sungai yang saat itu cukup deras. Sudah dikejar oleh banyak bapak-bapak dan pemuda-pemuda penghuni besi-besi kolong jembatan, tapi tak banyak yang bisa dilakukan. Wajar anak tersebut jatuh, karena kami yang sudah cukup seimbang berjalanpun beberapa kali terpeleset berjalan di sana. Mendengar kisah memilukan itu, memberikan pelajaran baru lagi untuk saya. Betapa mudahnya hidup saya, tinggal di asrama dengan fasilitas lift bahkan satpam-satpam penjaga yang siap sedia 24jam. Sekali lagi saya tertampar dengan keadaan yang disuguhkan.
Mereka tetap mampu tertawa bahagia melihat bungkusan nasi hangat tengah malam yang kami bawakan, tanpa merasa harus menggerutu lauk apa yang mereka terima hari itu.

Gambar 3. Mahasiswa UI sedang mewawancarai "si Ibu welcome"
Pengalaman luar biasa malam itu, saya berjanji pada diri sendiri bahwa di luar tugas CB maupun kewajiban dari TFI saya akan melakukan kegiatan ini rutin setiap saya tidak ada jadwal penting apapun hari Kamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar