Metafisika Bahasa Yunani: μετά (meta) = "setelah atau di balik", φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam" adalah cabang filsafat yang mempelajari penjelasan asal atau hakekat objek (fisik) di dunia. Metafisika adalah studi mengenai realitas. Metafisika mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: Apakah sumber dari suatu realitas? Apakah Tuhan ada? Apa tempat manusia di dalam semesta?
Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya. Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu, hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.
Metafisika juga berarti berusaha memperoleh pengetahuan tentang ide. Karena perspektif spekulatif tradisional gagal dalam tugas ini, Kant menyarankan perspektif baru yang hipotetis untuk metafisika. Metafisika bisa berhasil hanya bila didahului dengan Kritik.
Metafisika mempunyai arti filosofis, yang berlandaskan pada ilmu yang ada, karena setelah dan melebihi yang fisika (post physicam et supra physicam). Artinya masalah metafisika adalah masalah yang paling dasar dan menjadi inti dalam filsafat, karena metafisika mempersoalkan eksisitensi Sang Ada sebagai jawaban terakhir dari semua proses perubahan. Adanya pengakuan atas Sang Ada sebagai sebab yang tidak disebabkan, sebagai penggerak yang tidak digerakkan, realitas yang selalu berubah ini tidak menjadi absurd, tetapi masuk dalam akal dan dapat dipikirkan.
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno berasal dariYunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedaan antara kenampakan dengan kenyataan. Begitu pula yang terpenting bahwa segala sesuatu tidaklah hanya berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang:
- kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak?
- Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu, seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
http://staffweb.hkbu.edu.hk/ppp/pf/PKglos.htm
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/32/jtptiain-gdl-s1-2004-mistoyonim-1554-bab2_419-3.pdf
Apakah metafisika atau ontologi mempelajari kejadian-kejadian alam semesta? seperti bagaimana terjadinya hujan dll. Terimakasih
BalasHapusiya, seperti beberapa contoh di atas juga menjelaskan tentang alam itu sendiri :) terimakasih atas komentarnya ..
BalasHapus