Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Selasa, 10 Juni 2014

Collective Behavior and Social Movements


Perilaku kolektif adalah Perilaku yang relatif spontan dan tidak terstruktur dari sekelompok orang yang bereaksi terhadap pengaruh umum dalam situasi yang ambigu.

Munculnya perspektif norma yaitu selama berlangsungnya episode perilaku kolektif, definisi perilaku apa yang tepat atau yang tidak muncul dari banyak orang.
- Mencerminkan keyakinan bersama yang dipegang oleh anggota kelompok.

Model nilai tambah: menjelaskan seberapa besar kondisi sosial yang bertransformasi dalam pola tertentu ke dalam beberapa bentuk perilaku kolektif :
- kondusifitas struktural
- regangan struktural
- keyakinan Generalized
- faktor pencetus
- mobilisasi tindakan
- latihan kontrol sosial

gambar 1. Bentuk dari perilaku kolektif
Assembling perspective adalah meneliti bagaimana dan mengapa orang bergerak dari titik yang berbeda dalam ruang untuk lokasi yang umum. Periodic assemblies dan Nonperiodic assemblies.


Dalam perilaku kolektif, seseorang atau sekelompok orang ingin melakukan perubahan sosial dalam kelompoknya, institusinya, masyarakatnya. Tindakan kelompok ini ada yang diorganisir, dan ada juga tindakan yang tidak diorganisir. Tindakan yang terorganisir inilah yang kemudian banyak dikenal orang sebagai gerakan social (Social Movement).

Perilaku kolektif yang berupa gerakan sosial, seringkali muncul ketika dalam interaksi sosial itu terjadi situasi yang tidak terstruktur, ambigious (ketaksaan/ membingungkan), dan tidak stabil. 

Reicher & Potter (1985) mengidentifikasi adanya lima tipe kesalahan mendasar dalam psikologi tentang kerumunan (perilaku massa) di masa lalu dan masa kini. Kesalahan-kesalahan itu, meliputi yaitu: (1) abstraksi tentang episode kerumunan bersumber dari konflik antar-kelompok, (2) kegagalan untuk menjelaskan proses dinamikanya, (3) terlalu dibesar-besarkannya anonimitas keanggotaannya, (4) kegagalan memahami motif anggota kerumunan, dan (5) selalu menekankan pada aspek negatif dari kerumunan.
Reicher (1987), Reicher & Potter (1985) selama ini melihat adanya dua (2) bentuk bias dalam memandang teori kerumunan (crowds) yaitu bias politik dan bias perspektif. Bias politik terjadi karena teori kerumunan disusun sebagai usaha mempertahankan tatanan sosial dari mob dan tindakan kerumunan selalu dipandang sebagai konflik sosial. Sementara itu bias perspektif terjadi karena para ahli hanya berperan sebagai orang luar (outsider) yang hanya mengamati masalah tersebut. Akibatnya, terjadi kesalahan dalam memandang tindakan kerumunan secara objektif.

gambar 2. Kontribusi dari teori Social Movements

Sumber :

1.) disarikan dari website binus, http://binusmaya.binus.ac.id pada 10 Juni 2014 pukul 22:00 WIB

2.) diunduh dari Blog Suryanto personal blog, http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/03/memahami-psikologi-massa-dan-penanganannya/ pada 10 Juni 2014 pukul 22:45 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar